Hello Sahabat Koloni,
Double Bottom adalah salah satu pola grafik yang dapat membantu Sahabat Koloni untuk mendeteksi pembalikan harga sebuah saham. Pola ini merupakan salah satu teknik menganalisa sebuah saham secara Teknikal.
Sebelum Koloni Saham membahas lebih jauh mengenai pola grafik ini, ada baiknya kita sama-sama ketahui bahwa seorang Teknikalis mempercayai bahwa pergerakan harga dari sebuah saham akan selalu berulang.
Oleh karena itu, Sahabat Koloni tentunya akan sering menemukan pola ini pada pergerakan harga sebuah saham baik di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang.
Di artikel ini, Sahabat Koloni dapat membaca mengenai pengenalan, alur terbentuknya pola grafik ini dan contoh grafik sahamnya. Silahkan baca artikel ini hingga selesai.
Let’s get started,
Pengenalan Double Bottom
Sangat mudah untuk mengenali dan mendeteksi bentuk dari pola grafik ini, karena bentuknya yang menyerupai huruf ‘W’, dimana terdapat 2 buah lembah dan 1 buah puncak pada pergerakan harganya.
Jika sebuah harga saham mengalami penurunan yang cukup dalam, lalu kemudian terdeteksi akan membentuk pola grafik ini, maka itu menandakan bahwa penurunan harga sahamnya sudah mulai terbatas dan ada kemungkinan saham tersebut akan mengalami rebound.
Tapi sayangnya pola Double Bottom ini hanya dapat mengidentifikasi pergerakan harga sebuah saham yang akan mengalami rebound, bukan bullish. Pola ini belum terlalu kuat untuk dapat mengkonfirmasi pergerakan harga sebuah saham akan kembali bullish lagi kedepannya.
Alur Double Bottom
Untuk lebih jelasnya, coba kita liat gambar yang telah Koloni Saham buat diatas. Di gambar itu, Koloni Saham sudah menandakan dengan nomor dan kode untuk menjelaskan alur terbentuknya pola ini.
Agar Sahabat Koloni dapat mengerti akan alur terbentuknya pola grafik ini, Koloni Saham akan mencoba untuk menjelaskan satu persatu mengenai nomor-nomor dan kode di gambar tersebut.
No. 1 – Pergerakan harga sebuah saham yang terus menurun.
No. 2 – Pergerakan harga sebuah saham mengalami rebound sementara.
No. 3 – Pergerakan harga sebuah saham mengalami penurunan lagi tapi tidak lebih dalam dibandingkan lembah yang pertama.
No. 4 – Pergerakan harga sebuah saham kembali mengalami rebound. Dan disinilah penentuan valid atau tidaknya pola Double Bottom ini.
Dari pergerakan harga di no. 1 – 3, Support dan Resisten-nya sudah terbentuk. Jika pergerakan harga di no. 4 berhasil menembus Resisten nya, maka ada kemungkinan harga sahamnya akan bergerak naik terus hingga mencapai Target Price-nya (T1).
Target price (T1)-nya sendiri dapat Sahabat Koloni hitung dari selisih jarak antara Support dan Resisten yang terbentuk di no. 1 – 3 (lihat kode T1 di gambar atas). Tidak selalu benar-benar tepat yah, bisa lebih atau kurang sedikit.
Tapi harus diingat karena ini penting sekali, bahwa jika pergerakan harga saham di no. 4 tidak kuat menembus Resisten-nya dan terus turun melebihi Support-nya, maka ada baiknya Sahabat Koloni mempertimbangkan untuk Cut Loss.
Kenapa?
Karena jika sampai menembus Support-nya, maka pola Double Bottom sudah tidak valid lagi. Dan yang lebih bahayanya, pola grafiknya sudah bukan lagi pembalikan arah tapi akan berkelanjutan turun sampai harganya membentuk sebuah pola baru.
Jadi Apa Strateginya?
Berdasarkan pengalaman Koloni Saham, jika harga menurun terus (no. 1) dan tiba-tiba mulai berhenti dan rebound (no. 2), Koloni Saham masih wait & see sampai dia mengalami penurunan kembali (no. 3).
Kalo penurunan harganya (no. 3) tidak melebihi lembah yang pertama dan ada indikasi akan rebound (no. 4), maka Koloni Saham akan mulai membeli saham tersebut tentunya dengan trading plan yang jelas seperti Cut Loss, Trailing Stop dan Target Price.
Koloni Saham akan melakukan Cut Loss secepatnya kalo ternyata pergerakan harga sahamnya (no. 4) alih-alih menembus Resisten, malah turun melewati Support-nya.
“Jangan terlalu berkeras hati jika analisa yang kita lakukan salah. Cut Loss secepatnya untuk melindungi modal dan kapan saja kita bisa membeli saham itu kembali jika keadaan sudah membaik”.
Koloni Saham
Contoh Pola Double Bottom Di Grafik
Pergerakan harga saham BNGA dapat menjadi contoh yang baik dalam penerapan pola Double Bottom yang sudah kita pelajari bersama-sama diatas.
Pola tersebut bisa dibilang valid, karena memenuhi sejumlah syarat untuk terbentuknya pola Double Bottom, yaitu memiliki 2 buah lembah dan 1 buah puncak, harganya berhasil menembus Resisten dan berhasil mencapai Target Price-nya.
Kesimpulan
Pola grafik (Chart Pattern) adalah alat bantu untuk menganalisa sebuah saham secara Teknikal dan bukanlah sebagai penentu pergerakan harga sebuah saham.
Jadi, Sahabat Koloni harus bisa bijak dan selalu fleksibel jika ingin menggunakan Chart Pattern sebagai pedoman analisa sahamnya. Dan jangan lupa untuk mengkombinasikannya dengan indikator teknikal lainnya agar analisa Sahabat Koloni bisa memberikan hasil yang lebih maksimal.
Pola grafik (Chart Pattern) sangat banyak macam dan jumlahnya. Di lain kesempatan, Koloni Saham akan coba membuat artikel mengenai pola-pola grafik lainnya untuk Sahabat Koloni baca. So.. Stay Tune.
Semoga artikel ini dapat membawa manfaat bagi Sahabat Koloni yang membacanya.
Thanks & GBU..